Nama : Syaifa Gadis Maghfirotul Laili
Kelas : X MIPA 2
No Absen: 29
Pohon Asam (Tamarindus indica)
Ø Deskripsi
Asam jawa tergolong kedalam jenis pohon dan berumur panjang
(menahun).Berperawakan besar, selalu hijau (tidak mengalami masa gugur daun),
tinggi sampai 30 m dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang
berwarna coklat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya
rindang dan lebat berdaun, melebar dan membulat. Asalnya tidak pasti, mungkin
jenis asli savana kering Afrika tropis. Jenis ini dahulu diintroduksi ke Asia
yang menjadi tempat tumbuh sekarang, dan belum lama diintroduksi ke tropis di
belahan barat. Tumbuh baik di daerah semi kering dan iklim muson basah, dapat
tumbuh di kisaran tipe tanah yang luas. Dapat hidup di tempat bersuhu sampai
47°C, tapi sangat sensitif terhadap es. Umumnya tumbuh di daerah bercurah hujan
500 – 1.500 mm/tahun, bahkan tetap hidup pada curah hujan 350 mm jika diberi
irigasi saat penanaman. Di daerah tropika basah bercurah hujan lebih dari 4.000
mm, pembungaan dan pembuahan menurun dengan jelas. Jenis ini menghasilkan benih
lebih banyak jika hidup di tempat dengan periode kering yang panjang, berapapun
curah hujan tahunannya.
Ø Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
(tumbuhan)
SubKingdom
: Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas
:
Magnoliopsida (berkeping dua /dikotil)
Sub Kelas
: Rosidae
Ordo
: Fabales
Famili
: Fabaceae
(suku polong-polongan)
Genus
: Tamarindus
Spesies
: Tamarindus indica
L.
Ø Ciri – Ciri
Perihal akar
Pohon ini memiliki sistem perakaran akar tunggang, terbukti
dengan adanya akar lembaga (Radicula) yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang
bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil (Tjitrosoepomo, 2009: 92).
Akar tunggang (radix primaria) yang dapat menembus ke dalam tanah.
Biasanya pada akar terdapat bagian-bagian seperti : leher akar (collum),
ujung akar (apex radicis), batang akar (corpus rasicis),
cabang-cabang akar (radix lateralis), serabut akar (fibrilla
radicalis), rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis),
dan tudung akar (calyptra).
Perihal daun
Daun pada
tanaman Tamarindus indica ini termasuk ke dalam daun majemuk
menyirip genap karena saling berhadapan. Duduk daun bergantian, daun majemuk
dengan 8 – 18 pasang anak daun, panjang anak daun 1 – 3,5 cm. Dalam tanaman ini
termasuk ke dalam daun bertangkai yang memiliki bagian tangkai dan helaian daun
saja, yaitu :
1. Tangkai daun (petioulus)
Tangkai daun T.
indica memiliki penampang melintang yang bulat dan kecil. Tangkainya juga
memiliki panjang ± 0,2 cm dan berwarna hijau.
2.
Helaian daun (lamina)
Bangun Daun (Circumscriptio)
Memiliki bagian daun
terlebar di tengah-tengah helaian daun, yaitu bangun memanjang (oblongus),
yaitu perbandingan panjang dan lebar daunnya 2,5-3:1. Dimana T. indica memiliki
panjang daun sampai 15 cm, lebarnya 0,5-1 cm.
Ujung Daun (Apex
Folii)memiliki ujung daun yang tumpul atau obtusus.Pangkal daun
(Basis Folii)termasuk ke dalam jenis pangkal daun membulat atau rotundatus.Susunan
tulang-tulang daun (Nervatio atau Vernatio) Memiliki
susunan pertulangan daun yang meyirip (penninervis), jadi biasanya
disebut daun majemuk menyirip.Tepi daun (Margo Folii) termasuk ke dalam
tepi daun yang rata (integer).Daging daun (Intervenium)memiliki
daging daun yang tipis lunak.Warna daun, hijau, permukaan daun, halus.
Perihal batang
Tamarindus indica merupakan tanaman yang
berbatang jelas, dengan batang yang biasanya keras dan kuat yang disebut dengan
batang berkayu (lignosus). Bentuk batang bulat (teres), dengan
pohon yang selalu tegak (fastigiatus) diameter batang di pangkal hingga
2 m. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, kasar .Karena sudut antara
batang dan cabang amat kecil, sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya
saja sedikit serong ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang
pokoknya, dan pada permukaan banyak memperlihatkan adanya lentisel.
Perihal bunga
Termasuk ke dalam
bunga majemuk tak terbatas (Inflorescentia racemosa) yang terdiri atas bagian-bagian
sebagai berikut:
1. Bagian-bagian
yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu : ibu tangkai bunga (pendiculus,
pendunculus communis atau rachis), tangkai bunga (pedicellus),
dan dasar bunga (receptacullum).
2. Bagian-
bagian yang bersifat seperti daun, yaitu : daun-daun kelopak (sepala),
daun-daun mahkota (petala), benang sari (stamen), dan daun-daun
buah (carpella) penyusun putik (pistillum).
Termasuk bunga lengkap
karena memiliki daun kelopak, daun mahkota, benang sari dan putik sebagai alat
kelamin, dengan demikian juga disebut sebagai bunga hermaphrodite karena
memiliki 2 alat kelamin bunga yaitu benang sari sebagai alat kelamin jantan dan
putik sebagai alat kelamin betina. Bunga T. indica ini
berukuran kecil. Selain itu bersimetri banyak (polysimetris), memiliki
kelopak yang termasuk ke dalam polysepalus atau antara kelopak
yang satu dengan yang lainnya saling lepas yang berjumlah 4 helai.
Perihal buah
Termasuk ke dalam buah
sejati tunggal (buah sungguh) dan kering. Dimana mengandung banyak atau lebih
dari satu biji dan jika masak dapat pecah menjadi beberapa bagian buah (mericarpia).
T. indica termasuk buah kotak yang digolongkan ke buah polong
(legumen), yang mempunyai daging dan jika masak juga tidak pecah.
Buahnya yang berbentuk
seperti polong itu tidak merekah dan ketika kering akan rapuh, panjangnya
mencapai 5 – 15 cm dengan tebal 2,5 cm, agak melengkung dan membungkus biji.
Kulit cangkang luar lunak dan daging buahnya asam. Daging buahna asam sedap dan
kulit buahnya coklat. Terdapat 1 – 10 biji setiap polong, dibungkus oleh daging
buah yang lengket.Saat muda daging buahnya berwarna putih kehijauan dan sesudah
tua menjadi coklat.
Ø Manfaat
Buah yang muda sangat masam rasanya, dan biasa
digunakan sebagai bumbu sayur asam atau campuran rujak. Buah yang telah masak
dapat disimpan lama setelah dikupas dan sedikit dikeringkan dengan bantuan
sinar matahari. Asam kawak inilah yang biasa diperdagangkan antar pulau dan
antar negara. Selain sebagai bumbu, untuk memberikan rasa asam atau untuk
menghilangkan bau amis ikan, asem kawak biasa digunakan sebagai bahan sirup,
selai, gula-gula, dan jamu. Cara membuatnya adalah menjemur daging buah asam
jawa yang sudah dibuang kulitnya yang sudah bulatan-bulatan sekecil telur itik.
Lebih jauh lagi, asam kawak ini dapat diolah menjadi madu asam, dengan cara
menjemur asam kawak dalam tempat yang teertutup, hingga keluar suatu cairan
coklat kehitaman. Cairan ini madu asam digunakan untuk mengobati seriawan
(sariawan). Sebagai obat sariawan, bisa juga memakai kulit kayu untuk
dikumur-kumur.
Biji asam biasa dimakan setelah direndam dan
direbus, atau setelah dipanggang. Selain itu, biji asam juga dijadikan tepung
untuk membuat kue atau roti.
Daun mudanya (Jw. sinom) digunakan
dengan kunyit dan bahan ramuan lain untuk membuat jamu jawa tradisional yaitu
jamu sinom untuk minuman kesegaran, jamu gepyok diminum untuk melancarkan dan
memperbanyak air susu ibu dan juga bisa digunakan sebagai tapal (dioleskan
pada atau ditempelkan di permukaan kulit) untuk mengurangi radang dan rasa
sakit di persendian, di atas luka atau pada sakit rematik. Daun muda yang
direbus untuk mengobati batuk dan demam.
No comments:
Post a Comment